Minggu, 24 November 2019

Discourse analysis


BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Dalam studi bahasa, terdapat hal-hal yang menarik dari penelitian, tidak hanya pada komponen-komponen bahasa, tapi juga cara bahasa digunakan, bahkan cara menggunakan jeda, seperti di komentar Jerry Seinfeld. Kami menjelaskan bagaimana si pengguna bahasa berhasil menafsirkan apa yang ingin disampaikan oleh pengguna bahasa lain.

Dalam makalah ini kita dapat melihat hasil penyelidikan dari George Yule tentang Analisis Wacana. Dimana kita dapat mengetahui bagaimana kita memahami apa yang kita baca, bagaimana kita dapat mengenali teks yang dibuat dengan baik dengan teks yang bercampur aduk, bagaimana kita memahami kata-kata saat kita berkomunikasi, dan bagaimana kita melakukan percakapan, ini semua disebut analisis wacana. Kata wacana biasanya didefinisikan sebagai bahasa diluar kalimat dan analisis wacana biasanya berkaitan dengan studi bahasa dalam teks dan percakapan.

2.     Rumusan Masalah
a.      Apa itu menafsirkan wacana?
b.     Apa itu kohesi?
c.      Apa itu koherensi?
d.     Apa itu peristiwa tutur?
e.      Apa itu analisis percakapan?
f.      Apa itu giliran berbicara?
g.     Apa itu prinsip kooperatif?
h.     Apa itu ekspresi pagar?
i.       Apa itu implikatur?
j.       Apa itu latar belakang pengetahuan?
k.     Apa itu skema dan skrip?

3.     Tujuan
a.      Mengetahui apa itu menafsirkan wacana.
b.     Mengetahui apa itu kohesi.
c.      Mengetahui apa itu koherensi.
d.     Mengetahui apa itu peristiwa tutur.
e.      Mengetahui apa itu analisis percakapan
f.      Mengetahui apa itu giliran berbicara.
g.     Mengetahui apa itu prinsip kooperatif.
h.     Mengetahui apa itu ekspresi pagar.
i.       Mengetahui apa itu implikatur.
j.       Mengetahui apa itu latar belakang pengetahuan.
k.     Mengetahui apa itu skema dan skrip.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Menafsirkan Wacana
Saat kita berkonsentrasi pada bahasa tertentu, biasanya kita memperhatikan keakuratan bentuk dan struktur yang digunakan bahasa tersebut. Lalu, sebagai pengguna bahasa, kita bisa melakukan lebih dari mengoreksi bentuk dan struktur bahasa. Contohnya, kita dapat mengatasi fragmen pada judul surat kabar seperti Trains collide, two die,dari sini dapat kita ketahui bahwa pada bagian pertama, yaitu Trains collide adalah penyebab dari pada bagian kedua, yaitu two die. Atau contoh lainnya seperti No Shoes, No Service, dari kata-kata ini kita dapat mengetahui kondisi yang berkaitan. Kata-kata diatas dapat kita mengerti dengan mudah yang artinya jika kita tidak mengenakan sepatu, maka kita tidak akan mendapat pelayanan.

Kita bisa melakukannya pada teks bahasa inggris yang bahkan memiliki banyak kesalahan dalam aturan bahasa inggris.

B.    Kohesi
Kita tahu bahwa suatu teks harus memiliki struktur yang tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi suatu kalimat. Beberapa faktor itu disebut kohesi, atau ikatan dan koneksi yang ada di dalam teks.Kita dapat melihat ikatan kohesif pada contoh teks di bawah ini:

My father once bought a Lincoln convertible. He did it by saving every pennyhe could. That car would be worth a fortune nowadays. However, he sold it tohelp pay for my collegeeducation. Sometimes I think I’d rather have theconvertible.

Di sana dapat kita lihat terdapat kata-kata yang berkaitan untuk menunjukkan orang yang sama atau sesuatu yang sama, contohnya: father – he – he – he; my – my – I; Lincoln – it.Dapat kita lihat juga keterkaitan antar frasa, contohnya: a Lincoln
convertible – that car – the convertible.Terdapat juga keterkaitan dengan hal-hal umum yang terbagi beberapa elemen umum tentang makna. Seperti ‘money’ (bought – saving – penny – worth a fortune – sold – pay)dan ‘time’ (once – nowadays – sometimes). Ada juga yang berkaitan dengan (however) yang menandakan adanya hubungan kejadian sebelumnya.

Menganalisis sebuah teks dengan kohesi dapat memberikan kita wawasan bagaimana para penulis menyusun apa yang ingin mereka katakan dan mungkin akan menjadi faktor penting untuk penilaian kitadalam apakah itu dengan baik atau tidak.

Keterhubungan di dalam teks tidak hanya kata-kata yang berkaitan satu sama lain.  Beberapa faktor lain yang dapat membantu membedakan teks-teks yang saling terhubung dan masuk akal dan mana yang tidak. Faktor ini di sebut koherensi.

C.    Koherensi
Kunci dari koherensi adalah semuanya cocok (‘everything fitting together well’)sesuatu yang tidak ada di antara kata-kata atau struktur, melainkan di antara orang-orang. Yang orang-orang ‘pahami’ apa yang mereka baca dan dengar. Memang benar, kemampuan kita untuk memahami apa yang kita baca merupakan sebagian kecil dari kemampuan yang membuat kita paham tentang apa yang kita rasakan atau mengalami di dunia.

Jika kita belajar bersungguh-sungguh, kita dapat menemukan cara untuk menggabungkan semua elemen yang berbeda itu menjadi satu interpretasi koheren.Dengan begitu, kita dapat mengatasi proses pada teks yang memiliki banyak cela. Kita dapat membuat koneksi yang berarti yang sebenarnya tidak di tunjukkan dalam kata-kata atau kalimat. Proses ini tidak hanya untuk memahami teks ‘aneh’ tapi juga untuk membantu kitamengatasi penafsiran dari semua wacana.

D.    Peristiwa Tutur
Dalam mengeksplorasi yang kita ketahui pada suatu percakapan atauacara pidato lain (seperti debat, wawancara, atau berbagai jenis diskusi). Kita menyadari bahwa banyaknya variasi dalam apa yang dilakukan dan dikatakan orang dalam situasi tertentu.Faktor-faktor yang membuat apa yang dikatakan atau dilakukan orang adalah tergantung dari situasi, orang yang berbicara, apa yang di bicarakan dan siapa yang mendengarkan.

E.    Analisis Percakapan
Dalam istilah sederhana, percakapan bahasa inggris dapat digambar sebagai aktivitas yang dimana dua orang atau lebih bergiliran berbicara. Biasanya, hanya satu orang berbicara pada satu waktu. Apabila dua orang atau lebih berbicara saat bersamaan, maka salah satu dari mereka akan berhenti sambil menunggu giliran untuk berbicara. Seperti contoh ini, A berhenti sampai B selesai.

A: Didn’t you [know wh-
B: [But he must’ve been there by two]
A: Yes but you knew where he was going

Kebanyakan peserta menunggu si pembicara sampai selesai, biasanya ditandai dengan titik penyelesaian. Si pembicara dapat menunjukkan tanda bahwa dia sudah selesai dengan cara: menanyakan pertanyaan atau berhenti di akhir kalimat yang lengkap.

Peserta lain yang ingin menunjukkan bahwa mereka ingin berbicara dengan cara: mereka memulai dengan suara pendek, secara berulang,saat si pembicara sedang berbicara biasanya mereka menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah atau menggunakan bahasa isyarat bahwa mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan.

F.     Giliran Berbicara
Menurut George Yule di dalam bukunya  Study of Language, terdapat hal yang menarik dalam pennelitiannya. Kita dapat mengetahui tentang perbedaan gaya percakapan dan perbedaan strategi dalam berpartisipasi di suatu percakapan.Beberapa dari strategi ini dapat menampakkan apa yang kita sebut sebagai ‘tidak sopan’ (apabila si pembicara memotong pembicaraan orang lain) dan juga ‘pemalu’ (apabila si pembicara menunggu kesempatan untuk mengambil giliran dan tidak ada yang terjadi). Para peserta yang dicirikan sebagai ‘tidak sopan’ atau ‘pemalu’ karena mengikuti giliran berbicara yang berbeda.

ada satu strategi yang sering digunakan oleh si pembicara agar panjang lebar, biasanya strategi ini digunakan oleh para politisi dan profesor, disebut ‘holding the floor’, yang dirancang untuk menghindari titik penyelesaian normal terjadi. Kita menggunakan strategi ini sampai batas waktu tertentu, biasanya dalam situasi di mana kita harus mengetahui apa yang ingin kita katakan saat benar-benar mengatakannya.

Pada situasi normal dalam titik penyelesaian selalu ditandai dengan berakhirnya kalimat dan jeda, ada satu cara untuk ‘menjaga giliran berbicara’ adalah menghindari dua tanda tadi. Yaitu, jangan melakukan jeda dikalimat akhir, lalu gunakan kata penghubung (dan, atau, lalu, dan sebagainya). Tempatkan jeda di bagian kalimat yang isi informasinya tidak lengkap dan sebaiknya saat jeda gunakan (er, ehm, uh, ah) untuk menunjukkan keraguan.

Dalam contoh berikut, perhatikan bagaimana jeda (ditandai dengan ...) Ditempatkan sebelum dan sesudah kata kerja daripada di akhir kalimat, sehingga sulit untuk memahami apa yang orang ini katakan sampai kita mendengar bagian setelah setiap jeda.

A: that’s their favorite restaurant because they... enjoy French food and whenthey were . . . in France they couldn’t believe it that . . . you know that theyhad... that they had had better meals back home.

G.   Prinsip Kooperatif
Asumsi yang mendasari percakapan-percakapan adalah para peserta bekerja satu sama lain. Prinsip ini bersama dengan empat prinsip lainnya dapat diikuti oleh para peserta, pertama kali dijelaskan oleh filsuf Paul Grice. Prinsip kooperatif dinyatakan dengan cara berikut: “Buatlah kontribusi percakapan Anda seperti yang diperlukan, pada tahap di mana itu terjadi, dengan tujuan atau arah yang diterima dari pertukaran bicara di mana Anda terlibat”(Grice, 1975: 45).

Untuk mendukung prinsip ini, terdapat 4 maksim, biasa disebut ‘Gricean maxims’.
1)     The quantity maxim: buat kontribusi kita sebagai informatif yang diperlukan, tidak berlebihan maupun kurang dari yang diperlukan.
2)     The quality maxim: jangan mengatakan hal yang kita yakini salah atau yang tidak memiliki bukti yang cukup.
3)     The relation maxim: relevan.
4)     The manner maxim:jelas, singkat, dan padat.
Memang benar bahwa, kadang-kadang, kita dapat mengalami pertukaran percakapan di mana prinsip koperasi mungkin tidak tampak dalam operasi. Namun, gambaran umum tentang harapan normal yang kita miliki dalam percakapan membantu menjelaskan sejumlah fitur reguler dalam cara orang mengatakan sesuatu.
H.    Ekspresi Pagar
Hedges dapat didefinisikan sebagai kata atau frasa yang digunakan umtuk menunjukkan bahwa kita tidak yakin apa yang kita katakan. Kita dapat menggunakan ‘semacam’ (sort of) atau ‘sejenis’ (kind of) untuk melindungi keakuratan pernyataan kita. Contohnya, ‘rambutnya agak panjang’ atau ‘sampul buku agak kuning’ (bukan ‘ini kuning’).

Contoh lain dalam ekspresi yang kadang diucapkan diawal percakapan:
As far as i know... (setahu saya...)
Now, correct me if I’m wrong, but... (ingatkan saya jika saya salah, tapi..)
I’m not absolutely sure, but...(saya tidak yakin, tapi...)

I.      Implikatur
Dengan prinsip kooperatif dan maksim sebagai panduan, kita dapat tahu bahwa seseorang ‘menyiratkan’ sesuatu dalam percakapan. Contohnya:

Carol: Are you coming to the party tonight? (apa kamu akan datang ke pesta nanti malam?)
Lara:I’ve got an exam tomorrow. (saya ada ujian besok.)

Dapat dilihat bahwa Lara tidak menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ pada pertanyaan Carol. Namun, Carol akn segera menafsirkan pernyataan itu sebagai ‘tidak’ atau ‘mungkin tidak’. Dapat diasumsikan bahwa Lara berusaha menjadi relevan dan informatif, mengikuti maksim hubungan dan kuantitas.

Dari jawaban yag diberikan Lara terdapat informasi, Carol bisa mengetahui bahwa ‘besok ujian’, yang dapat diartikan ‘malam ini belajar’, dan ‘malam ini belajar’ menghalangi ‘pesta malam ini’. Jawaban Lara tidak hanya pernyataan tentang kegiatan besok tapi juga berisi menyiratkan tentang kegiatan malam ini.

J.     Latar Belakang Pengetahuan
Contoh yang sangat baik dari proses yang terlibat dalam menggunakan pengetahuan latar belakang disediakan oleh Sanford & Garrod (1981), yang menyajikan pembaca dengan teks singkat, satu kalimat pada satu waktu. Teks nya dimulai dengan kalimat sebagai berikut:

John was on his way to school last Friday.
He was really worried about the math lesson.

Kebanyakan orang yang membaca kalimat ini berpikir John merupakan anak sekolahan, karena informasi ini tidak secara langsung dinyatakan dalam teks, bisa menjadi kesimpulan. Ini kalimat lanjuan dari teks:

Last week he hadbeen unable to control the class.

Kebanyakan para pembaca berpikir John adalah seorang guru dan dia sedang tidak senang. Banyak yang bilang John mungkin pergi ke sekolah menaiki mobil. Kalimat selanjutnya:

It was unfair of the math teacher to leave him in charge.

Mendadak, John kembali ke status awalnya sebagai anak sekolahan, dan status nya yang sebagai guru dilupakan. Kalimat akhir membuat kejutan:

After all, it is not a normal part of a janitor’s duties.

Ini adalah jenis teks dan cara penyajian, satu kalimat pada satu waktu, agak artifisial. Namun, latihan yang tadi memberi kita wawasan tentang cara-cara dimana kita ‘membangun’ interpretasi dari apa yang kita baca dengan menggunakan lebih banyak informasi dari pada yang ditunjukkan di halaman. Kita bisa menciptakan apa isi teks itu, berdasarkan apa yang kita pikirkan tentang apa yang biasanya terjadi. Dalam mencoba menggambarkan fenomena ini, peneliti sering menggunakan konsep ‘skema’ atau ‘skrip’.

K.    Skema dan Skrip
Skema adalah istilah umum untuk struktur pengetahuan konvensional yang ada dalam memori. Contohnya saat seseorang membicarakan tentang dirinya pergi ke supermarket,  kita tidak perlu diberi tahu apa biasanya ditemukan di supermarket. Karena kita sudah memiliki ‘skema supermarket’ (makanan dirak, diatur sesuai jenisnya, keranjang belanja dan sebagainya) sebagai bagian dari pengetahuan latar belakang kita. Skema mirip dengan skrip. Skrip pada dasarnya adalah skema yang dinamis. Artinya, set fitur tetap khas dalam skema, sebuah skrip memiliki serangkaian tindakan konvensional yang terjadi. Contohnya, kamu memiliki skrip untuk ‘pergi ke dokter gigi’ dan skrip lainnya ‘pergi menonton film’.

Kami memiliki versi skrip ‘makan di restoran’, dapat kami tunjukkan untuk memahami wacana berikut:

Trying not to be out of the office for long, Suzy went into the nearest place, sat down and ordered an avocado sandwich. It was quite crowded, but the service was fast, so he left a good tip. Back in the office, things were not going well.

Berdasarkan skrip restoran diatas, bisa kita katakan beberapa hal dari kejadian diatas. Contohnya, meskipun teks tidak memiliki informasi ini, kita bisa asumsikan bahwa Suzy membuka pintu untuk masuk kerestoran, terdapat banyak meja, dimana salah satunya digunakan untuk tempat Suzy memakan roti lapis, lalu dia bayar, dan seterusnya.

Fakta bahwa informasi jenis ini dapat muncul dalam upaya orang untuk mengingat teks adalah bukti lebih lanjut tentang keberadaan skrip. Ini juga merupakan indikasi yang baik tentang fakta bahwa pemahaman kita tentang apa yang kita baca tidak datang langsung dari kata dan kalimat apa yang ada dihalaman, tetapi interpretasi yang kita buat di pikiran kita adalah apa yang kita baca. Pemahaman kita yang kita baca tidak hanya berdasarkan apa yang kita lihat dihalaman (struktur bahasa), tapi juga hal lain yang kita punya dipikiran (struktur pengetahuan).

BAB III
PENUTUP

1.     Kesimpulan
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis mauoun lisan terhadap para pengguna. Kajian terhadap suatu wacana dapat dilkukan secara struktural dengan menghubungkan antara teks dan konteks, serta melihat suatu wacana secara fungsional dengan menganalisis tindakan yang dilakukan seseorang untuk tujuan tertentu.
































Daftar Pustaka

Yule,george.The study of language. 2006. The USA: cambridge university pres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

How to cut video with video editor

Download